21 August 2013

Mengenal Hipertiroid


Jelly Gamat Tulungagung - Setiap bagian tubuh manusia memiliki kelenjar yang memproduksi hormon tertentu. Jika produksi hormon berjalan normal tidak akan menimbulkan masalah tapi bila produksinya berlebih bisa menimbulkan gangguan kesehatan, contohnya seperti kelebihan hormon tiroid (hipertiroid).


Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid bekerja terlalu aktif sehingga menghasilkan hormon-hormon tiroid secara berlebihan di dalam darah, yang membuat metabolisme tubuh menjadi lebih cepat dan dapat membuat kualitas hidup dari penderitanya menurun.

Jumlah penderita hipertiroid kini terus meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit hormonal yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah Diabetes (kencing manis). Urutan tersebut serupa dengan kasus yang terjadi di dunia.


Penelitian Herng-Ching Lin dari Taipei Medical University Taiwan, menemukan bahwa orang yang berusia lebih tua dan terkena hipertiroid, cenderung mengalami irama jantung abnormal, meluasnya penggumpalan darah dan disfungsi sel di pembuluh darah. Bila hal ini terjadi, maka kemungkinan terjadi stroke sangat besar.
Menurut Prof Dr Johan S Masjhur, SpPD-KEMD, SpKN, hanya sekitar 25-50% pasien hipertiroid yang betul-betul sembuh sempurna dengan obat, sehingga merupakan hal yang tidak mengherankan jika penderita dengan gangguan tiroid harus bolak-balik berobat ke dokter.


Penyakit hipertiroid lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria, meskipun belum dipastikan faktor apa yang berperan dalam hal tersebut. Distribusi jenis kelamin dan umur pada penyakit hipertiroid amat bervariasi dari berbagai klinik. Perbandingan wanita dan laki-laki yang didapat di RSUP Palembang adalah 3,1 : 1 di RSCM Jakarta adalah 6 : 1, di RS. Dr. Soetomo 8 : 1 dan di RSHS Bandung 10 : 1. Sedangkan distribusi menurut umur di RSUP Palembang yang terbanyak adalah pada usia 21 – 30 tahun (41,73%), tetapi menurut beberapa penulis lain timbul pada usia 30–40 tahun.

Angka kejadian hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonesia berkisar antara 44,44% - 48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar gondok. Di AS diperkirakan 0,4% populasi menderita hipertiroid, biasanya sering pada usia < 40 tahun.

KELENJAR DAN HORMON TIROID

Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan leher yang berfungsi untuk mengontrol metabolisme tubuh dan mengolah makanan menjadi energi. Kelenjar Tiroid memproduksi 2 hormon utama, yaitu tiroksin (T4) dan triodotironin (T3) sebesar 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon tiroid. Hormon ini mengatur penggunaan lemak dan karbohidrat, mengatur suhu tubuh, kecepatan jantung, dan produksi protein. Selain itu kelenjar tiroid juga memproduksi kalsitonin, hormon yang mengatur kadar kalsium dalam darah.

Kelenjar tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika ada aktivitas yang berlebihan dari tiga kelenjar ini maka suatu jumlah hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.

Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada jumlah hormon tiroid yang cukup beredar dalam tubuh maka pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari untuk menstimulasi tiroid agar memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika jumlah hormon tiroid berlebihan maka pelepasan TSH dikurangi untuk mengurangi produksi hormon tiroid.

PENYEBAB HIPERTIROID

Beberapa penyebab hipertiroid antara lain:
  1. Penyakit Grave suatu penyakit autoimun (penyebab paling sering)
  2. Toxic Multinodular Goiter (TMNG)
  3. Solitary Toxic Adenoma
  4. Asupan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid
  5. Pengeluaran yang abnormal dari Thyroid Stimulating Hormon (TSH)
  6. Peradangan pada kelenjar tiroid (tiroiditis)
  7. Asupan yodium yang berlebihan
  8. Kanker Pituitari
  9. Pemakaian obat-obatan seperti amiodarone
GEJALA – GEJALA HIPERTIROID
Hipertiroid ditandai dengan beberapa gejala, namun pada pasien dengan penyakit yang ringan biasanya tidak ada gejala. Pada pasien usia > 70 tahun, tanda dan gejala yang khas mungkin juga tidak ada. Pada umumnya, gejala-gejala menjadi lebih jelas ketika derajat hipertiroid meningkat. Gejala-gejala biasanya yang berkaitan dengan hipertiroid antara lain :
  1. Denyut jantung yang sangat cepat ( berdebar-debar) > 100 per menit
  2. Peningkatan tonus otot
  3. Tangan gemetaran (tremor)
  4. Rambut rontok
  5. Kulit tipis dan halus
  6. Sulit tidur (insomnia)
  7. Gelisah dan mudah tersinggung
  8. Pertumbuhan kuku yang sangat cepat
  9. Kelelahan dan cepat letih
  10. Penurunan berat meskipun pola makan normal atau banyak
  11. Peningkatan frekuensi buang air besar (BAB)
  12. Pembesaran kelenjar tiroid
  13. Tidak tahan udara panas
  14. Keringat berlebihan
  15. Tanda bruit
  16. Pada wanita : gangguan haid (sedikit dan tidak teratur)
  17. Konsentrasi berkurang
  18. Mata melotot (exoptalmus)
PENGOBATAN
Jika tidak segera diobati, hipertiroid akan sangat berbahaya bagi jantung. Karena sifat penyakit ini kronis, maka pengobatannya berlangsung lama dan menahun. Untuk memutuskan pengobatan apa yang akan diambil, maka dokter akan menilai dari keparahan penyakitnya, gejala-gejalanya, umur pasien, apakah pasien menderita penyakit lain seperti gagal jantung, apakah pasien menggunakan obat lain yang menimbulkan efek samping hipertiroid dan juga kepatuhan pasien dalam minum obat. 

Pengobatan hipertiroid dilaksanakan dengan tujuan untuk membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan. Pengobatan hipertiroid dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

Pengobatan Umum,
Seperti beristirahat dan tidak melakukan pekerjaan yang melelahkan atau mengganggu pikiran baik di tempat kerja maupun dirumah (ini diperlukan agar hipermetabolisme tidak makin meningkat) serta diet tinggi kalori dan protein.

Obat – obatan :
  1. obat anti tiroid seperti propylthiouracyl (PTU), carbimizole, methimazole yang dapat menghambat produksi hormon tiroid.
  2. obat penenang untuk mengurangi kegelisahan.
  3. Beta blocker : propanolol, atenolol, metoprolol (untuk menurunkan kerja jantung, namun tidak merubah tingkat hormon tiroid dalam darah)
Penderita hipertiroid yang mengonsumsi obat bisa mengalami masa remisi (sembuh sementara) sehingga ia bisa berhenti minum obat. Namun jika ada suatu hal yang bisa menjadi pemicu atau pencetusnya maka kondisi hipertiroid bisa kambuh kembali dan biasanya harus mengonsumsi obat-obatan tiroid lagi.

Pemberian iodium radioaktif,
bertujuan untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif

Pembedahan atau operasi pengangkatan tiroid
Tindakan pembedahan bertujuan untuk mengangkat jaringan tiroid yang memproduksi hormon tiroid yang berlebihan. Tindakan ini memiliki risiko, jika terlalu banyak jaringan yang diangkat dapat timbul keadaan dimana produksi hormon tiroid tidak mencukupi (hipotiroid). Komplikasi tindakan ini adalah gangguan pada jaringan sekitarnya, termasuk syaraf-syaraf pita suara dan empat kelenjar kecil pada leher yang mengatur kadar kalsium dalam tubuh (kelenjar paratiroid). Pengangkatan kelenjar paratiroid yang secara kebetulan menyebabkan kadar kalsium yang rendah dan memerlukan terapi penggantian kalsium.

Tindakan ini diindikasikan pada pasien hamil, anak – anak yang memiliki reaksi yang kurang baik terhadap obat-obatan anti tiroid, penderita usia muda atau alergi terhadap obat-obatan anti tiroid, penderita yang sulit di evaluasi pengobatannya, penderita yang keteraturan minum obatnya tidak terjamin, bila strumanya sangat besar, bila di duga ada kegananasan, alasan kosmetik, dan bila terdapat tanda tanda penekanan pada jaringan yang berdekatan dengan tiroid seperti kesulitan menelan, suara serak dan sesak.

DIAGNOSA HIPERTIROID

  1. Diagnosa hipertiroid dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dibawah ini :
  2. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
  3. T4 (tiroksin)
  4. T3 (triiodotironin)
  5. Menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
  6. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid

 

KOMPLIKASI HIPERTIROID

Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tiroid (thyroid storm) yang merupakan komplikasi serius, dengan angka kematian 20-60 %. Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.

Krisisi tiroid merupakan kejadian yang jarang, tidak biasa dan berat dari hipertiroid. Krisis tiroid mengacu pada kejadian mendadak yang mengancam jiwa akibat peningkatan dari hormon tiroid sehingga terjadi kemunduran fungsi organ dan apabila tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian.

YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN JIKA ADA GEJALA TIROID

Jika mengalami gejala seperti diatas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam (endokrin) untuk mengetahui apakah gejala tersebut akibat kelebihan hormon tiroid atau bukan. Ingat bahwa penyakit tiroid merupakan penyakit yang umum terjadi, dan dengan penanganan yang baik, penyakit ini dapat dengan mudah didiagnosis dan ditanggulangi.

SUMBER TULISAN
http://www.dokterku-online.com